Dianggap Inkonsisten, Irfan Beberkan Cara Kubu Petahana “Dekati” PPP

Ketua DPC PPP Kabupaten Mamuju, Irfan Topporang.(Foto : istimewa)

Mamuju – editorial9 – Pernyataan Sekretaris koalisi kerakyatan, Jayadi, yang menilai Ketua DPC PPP Mamuju inkonsisten, lantaran hadir di acara deklarasi pasangan Sutinah Suhardi-Ado Mas’ud (Sutinah-Ado) beberapa waktu yang lalu, mendapat tanggapan dari Irfan Topporang.

Saat dikonfirmasi, Irfan Topporang selaku Ketua DPC PPP Kabupaten Mamuju, justru membeberkan proses atau upaya pihak bakal Calon Bupati petahana, Habsi Wahid, dalam mendapatkan SK rekomendasi dari Parpol berlambang Ka’bah itu.

Bacaan Lainnya

“Saya perlu ceritakan kronologisnya, pada saat Santa bersama Akbar datang di rumah saya malam-malam, jam 11 malam, saya sudah sampaikan ke dia, bahwa saat ini sudah bulan Februari. Tidak mungkin saya buka pendaftaran, yang sudah saya tutup di bulan Desember yang lalu. Ini sudah dua bulan berlalu,” beber Irfan,via telepon, kepada editorial9.com, Kamis, 13/08/20.

“Dan kemudian, kalau kalian mau memaksakan, karena dia mengatakan bahwa ini perintah DPW, besok saya akan ke DPW, olehnya itu besoknya saya ke DPW dinda,” sambungnya.

Selain itu, Irfan juga menjelaskan bahwa setelah bertemu dengan Sekretaris DPW  dirinya kemudian diminta untuk membuka pendaftaran khusus bagi petahana, namun itu ditolak karena tidak adanya perintah resmi dari DPP.

“Sampai di DPW saya bertemu dengan Sekretaris DPW, dia mengatakan memang silahkan dibukakan itu petahana dinda, karena kita harus mengajukan dua kandidat ke DPP. Saya bilang tidak bisa saya buka, kecuali ada perintah DPP,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, bahwa lantaran perwakilan Habsi Wahid, yakni Jayadi dan Santa, tengah menunggu pada saat itu, sehingga pengurus DPW meminta agar meminta agar berkas petahana itu, dititip di Kantor DPC PPP Kabupaten Mamuju.

“Dengan proses itu dia (Sekretaris DPW PPP Sulbar) bilang begini, ok karena mereka menunggu di bawah, ditunggu ki di bawah itu di Mamuju, Santa sama Jayadi, titipmi saja berkasnya di kantor nanti diambil, makanya adami begitu, tanpa ada,” ungkapnya.

Di internal PPP, kata Irfan, secara teknis dalam proses pendaftaran bakal calon, terdapat beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh pendaftar, yakni tahap pengambilan formulir, pengembalian hingga mengisi buku tamu, namun hal itu tidak dilakukan oleh Jayadi dan Santa, selaku perwakilan dari kubu petahana Habsi Wahid.

“Itu kan kalau kita mau proses pendaftaran kan begini, mereka datang mendaftar, kemudian mengambil formulir, kemudian satu hari setelahnya atau dua hari itu mengembalikan formulir, iya kan setelah itu kita kasih tanda terima, bahwa dia terbukti mendaftar, kemudian mengisi buku tamu. Pertanyaan saya apakah, mereka lakukan Jayadi sama Santa, mereka lakukan itu, mereka lewati prosedur itu.?kan tidak,” katanya.

Mantan anggota DPRD itu, juga meminta kepada Sekretaris koalisi kerakyatan, Jayadi, agar membuktikan secara faktual, seluruh prosedur pendaftaran yang telah dilakukannya, di DPC PPP Kabupaten Mamuju.

“Olehnya itu, dia (Jayadi) mengatakan saya tidak konsisten dan mereka mengatakan saya melakukan pembohongan publik, saya mau bertanya, yang bohong ini dia atau saya.? Ya kan begitu, silahkan dia buktikan di mana prosedurnya dia mendaftar,” tutupnya.(MP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *