Sulbar – Awal tahun 2025 ini Provinsi Sulbar dipastikan mengalami deflasi. Hal itu terungkap saat High Level Meeting TPID Provinsi dan Kabupaten se-Sulbar di Ballroom Andi Depu, Kantor Gubernur Sulbar, Kamis.13/03/25.
Menurut Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDk), deflasi di awal tahun 2025nsalah satunya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, yang memberikan diskon 50 persen untuk tarif listrik.
“Kita melihat data dari Bank Indonesia dan laporan para Bupati, ternyata di awal 2025 Sulbar mengalami deflasi. Ini mungkin juga, karena adanya kebijakan pemerintah yang memberikan diskon tarif listrik 50 persen,” ucap SDK.
Olehnya itu, juga mengapresiasi upaya para bupati dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah, salah satunya dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan pengelolaan pasar tradisional.
“Saya mengapresiasi para bupati, yang kreatif melakukan GPM dan juga menjaga pasar-pasar tradisional. Karena, jika terlalu banyak intervensi, seperti menjual barang murah di pasar tradisional, pedagang bisa merasa dirugikan,” ungkapnya.
“Kita harus menjaga keseimbangan, agar semua pihak tetap diuntungkan,” sambungnya.
SDK juga memastikan, bahwa stok pangan di Sulbar dalam kondisi aman. Hanya ada beberapa komoditas yang perlu mendapat perhatian lebih, seperti bawang merah, sedangkan bahan pokok lainnya masih cukup tersedia.
“TPID kita sudah bekerja keras, sehingga inflasi tetap terkendali. Tapi kita akan terus menjaga stok pangan dan memastikan neraca pangan kita dalam kondisi cukup baik,” tutupnya.
Untuk diketahui, agenda bertema “Sinergi Penguatan Perekonomian melalui Ketahanan Pangan untuk Sulbar yang Maju dan Sejahtera,” turut dihadiri Ketua DPRD Sulbar Amalia Aras, Bupati Mamuju Sutinah Suhardi, Bupati Mamasa Welem Sambolangi, Wakil Bupati Mamuju Tengah, Askary, Sekda Pasangkayu, Plh. Sekprov Sulbar, Herdin Ismail serta perwakilan Pemkab Majene dan Polman Unsur Forkopimda Sulbar dan TPID Kabupaten se-Sulbar juga turut hadir.(*)