Golkar dan Perindo Saling Klaim Bacaleg, Akademisi : Bisa Jadi Indikasi Kaderisasi Partai Gagal

Dosen ilmu politik Unsulbar, Muhammad.(Dok : Google)

Sulbar – editorial9 – Partai Golkar dan Perindo di Provinsi Sulbar, kembali menuai sorotan pasalnya keduanya mengklaim nama Salim.S.Mengga, sebagai figur yang diusung sebagai Bacaleg DPR-RI di Pileg tahun 2024.

Sebelumnya, Partai Golkar Sulbar, melalui sekretarisnya Muslim Fattah, menyebutkan untuk Bacaleg DPR-RI, pihaknya telah mengajukan 8 figur ke DPP.

Bacaan Lainnya

“Diantaranya, Jenderal Salim kita ajukan kemudian ada nama Pak Andi Irwan kita ajukan, kemudian Balia, Ibnu Munzir, Ibuana Taslim, terus Rahamanji. Ada delapan,” ucap Muslim, usai mendaftarkan Bacaleg DPRD provinsi Partai Golkar, di Kantor KPU Sulbar Minggu, 14/05/23.

Hal serupa juga diutarakan Ketua DPD Partai Perindo Polman, Muh.Rudi Fair, bahwa melalui Ketua DPW Sulbar, Muh.Yasin Hakim, telah memfasilitasi pertemuan Salim S.Mengga dengan Ketua umum DPP, Harytanoesoedibjo, beberapa bulan lalu di Jakarta.

“Melalui pertemuan itu, beliau berdua bersepakat Pak Salim Mengga, maju Caleg DPR RI dapil Sulbar,” ungkap Rudi via WhatsApp, Selasa, 16/05/23.

Atas hal itu, Akademisi ilmu politik dan pemerintahan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Muhammad, menilai kondisi tersebut dapat menjadi pertanda gagalnya kaderisasi partai.

“Bisa menjadi indikasi (kaderisasi partai gagal),” ucap Muhammad, via WhatsApp, Jumat, 19/05/23.

Ia tak menampik jika figur Salim Mengga, dengan jamterbangnya di kancah politik selama ini, diyakini memiliki pemilih yang loyal. Sehingga, wajar menjadi rebutan Parpol, dalam rangka memaksimalkan dukungan.

“Namun, perlu memastikan proses dari dua Parpol ini (Golkar dan Perindo), dimana Salim Mengga telah melalui kaderisasi.? Jika tanpa proses kaderisasi, lantas lalu direkrut dan dicalonkan, ini bukti bahwa Parpol hanya berorientasi terhadap kursi,” ungkapnya.

“Bukan pada komitmen, untuk menerjemahkan ideologi Parpol dalam sistem politik, sebagaimana fungsi idealnya. Sebab, bagaimana bisa menerjemahkan ideologi Parpol tanpa kaderisasi,” sambungnya.

Lebih lanjut, Muhammad menuturkan bahwa kondisi saling klaim Bacaleg antara kedua Parpol tersebut, sangat patut untuk dipertanyakan.

“Bagaimana bisa, dua Parpol mencalonkan orang yang sama ? Karena, untuk dapat diusung Caleg perlu melengkapi dokumen-dokumen, syarat pendaftaran. Yang artinya, dokumen persyaratannya ada dua,” tutupnya.(Mp)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *