Mamuju – Sekretaris DPD Partai Demokrat Kabupaten Mamuju, Yuslifar Yunus Djafar, menanggapi santai terkait hasil polling Media Sosial (Medsos) yang menempatkan pasangan calon Tina-Yuki sebesar 39% dan Ado-Damris sebesar 61%.
Menurut Yuslifar, polling Medsos tidak relevan jika ingin dijadikan barometer, untuk mengukur trend elektoral.
“Menggunakan polling Medsos bermasalah secara metodologis apalagi lewat fitur history ataupun fitur feeds instagram seperti yang digunakan oleh Info Mamuju dan Kabar Sulbar.” ucap Yuslifar, Minggu, 29/09/24.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa kelemahan Polling Medsos, terutama pada metode sampling dan representasi populasinya.
“Populasi polling Medsos seperti versi Info Mamuju dan Kabar Sulbar populasinya tidak jelas dari daerah mana. Boleh jadi, malah followernya mayoritas bukan masyarakat Mamuju,” ujarnya.
“Kelemahan lainnya karena samplingnya secara robotik berdasarkan follower bukan secara probability sampling.” sambungnya.
Lebih lanjut anggota DPRD Kabupaten Mamuju yang tengah menyiapkan aktivasi media campaign Tina-Yuki ini menyebut, Polling Medsos tidak lebih respon spontan.
“Polling Medsos itu hanya respon spontan yang sekali lagi tidak mewakili populasi masyarakat Mamuju secara metodologis. Medsos sendiri, bagi mayoritas pengguna digunakan sebagai instrumen menghibur diri. Jadi, anggap saja polling Medsos Pilkada itu sebagai hiburan.” tutupnya.(*)