Mamuju – Juru bicara Perspektif Mamuju, Hairil Anwar, buka suara terkait kritikan calon Bupati, Ado Mas’ud yang menyerang Pemerintah Kabupaten Mamuju.
Hairil menilai, kritikan Ado Mas’ud sebagai hal absurd mengingat politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu, masih berstatus Wakil Bupati Kabupaten Mamuju.
“Aneh saja kalau tiba-tiba Ado cuci tangan dan berlepas tanggung pemerintahan ke Sutinah. Kalau tidak mengganggap bukan bagian dari pemerintahan Mamuju Keren, harusnya gentle mengundurkan diri sejak dulu,” ucap Hairil.
“Kritikan Ado terhadap pemerintahan Mamuju Keren itu absurd karena sama dengan menyerang dirinya sendiri.” sambungnya.
Menurutnya, Ado harusnya melakukan auto kritik selama menjabat 2021 sampai hari ini, apa yang sudah diberikan atas tanggungjawabnya sebagai wakil Bupati.
“Selama menjabat sebagai Wakil Bupati kalaupun katanya tidak masuk kantor karena turun ke masyarakat, apa pernah temuan-temuan lapangannya itu pernah dievaluasi internal pemerintahan? Kenapa baru sekarang berkoar?,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa framming petahana dan penantang tidak relevan di Pilkada 2024, pasalnya periode pemerintahan kabupaten Mamuju periode 2021 berakhirnya itu di 2025, tepatnya setelah kepala daerah hasil Pilkada 2024 dilantik.
“Jadi tidak relevan jika framming petahana dan penantang disematkan untuk Sutinah dan Ado Mas’ud. undang-undang menyebut eksplisit bahwa kepala daerah itu terdiri dari Bupati dan Wakil Bupati,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, bahwa pilihan harus berlawanan di Pilkada itu hanya konsekuensi politik karena arah pilihan politik yang berbeda. Kalau isu pemerintahan, baik buruknya atau pun berhasil tidaknya, itu tanggung jawab konstitusional yang melekat pada bupati dan wakil bupati.
“Status sebagai kepala daerah bagi Sutinah dan Ado kan masih jalan. Gaji dan fasilitas toh tetap diberikan oleh negara hanya sebagian dibatasi karena regulasi harus cuti sementara karena kampanye,” tutup alumni UMY Jogja itu.(*)