Mamuju – editorial9 – Berakhirnya fase perburuan partai koalisi pengusung di Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Mamuju, semakin menemukan titik terang, menyusul keputusan KPU – RI untuk melanjutkan kembali tahapan Pilkada serentak 2020.
Sebagaimana diketahui 270 daerah lainnya, termasuk kabupaten Mamuju juga tengah bersiap menyambut tahapan Pilkada, yang segera dimulai bulan Juni 2020 ini.
Para kandidat Balon Kada di ibu kota Provinsi Sulawesi Barat ini, bahkan telah merampungkan konsolidasi koalisi, Partai Politik (Parpol) pendukung.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Logos Politika, Maenunis Amin, menyebut head to head di Pilkada Mamuju paling mungkin terjadi antara Sutinah Suhardi, melawan petahana Habsi-Irwan.
“Kalau dilihat dari pergerakan partai, maka hanya head to head yang kemungkinan akan terjadi. Porsi pertarungan koalisi itu antara Sutinah yang didukung banyak partai, melawan petahana yang didukung banyak kursi parlemen,” ucap Maenunis, melalui press rilisnya, Sabtu,13/06/20.
Selain itu ia juga menambahkan, bahwa Partai Politik (Parpol) parlemen dan non parlemen pendukung kedua kandidat yang bertarung telah dipetakan dalam dua klasifikasi.
“Petahana Habsi-Irwan diusung 4 partai parlemen yaitu Nasdem 9 kursi, Hanura 4 kursi, Golkar 2 kursi dan Perindo 1 kursi dengan akumulasi 16 kursi,” tambahnya.
“Sedangkan Sutinah didukung 9 partai. 2 partai non parlemen yaitu PKB dan Gelora serta 7 partai parlemen pengusung Sutinah adalah Demokrat 4 kursi, PAN 3 kursi, Gerindra 3 kursi, PKS 1 kursi, PBB 1 kursi, PPP 1 dan PDIP 1 kursi dengan akumulasi sebanyak 14 kursi,” sambungnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, di Pilkada Mamuju Tahun 2020 ini, masih memungkinkan munculnya tiga pasang calon, jika Partai Golkar dan Hanura membuat poros baru.
“Poros ketiga bisa terjadi, kalau Hanura dan Golkar berkoalisi. Tapi Golkar sepertinya lebih memilih menjadi koalisi bersama petahana. Sehingga, ya itu tadi, hanya kemungkinan head to head yang akan terjadi.” ungkapnya.
Mantan tenaga ahli gubernur Sulbar itu juga menuturkan bahwa hingga saat ini masih terdapat Parpo non parlemen, yang belum resmi menyatakan arah dukungannya.
“Masih tersisa empat partai non parlemen, yang masih belum menentukan resmi dukungannya, yaitu Garuda, PKPI, PSI dan Berkarya,” tutupnya.(FM)