Mamuju – editorial9 – Menanggapi keberadaan SD Negeri Padang Baka, Kelurahan Rimuku, yang dinilai memprihatinkan oleh Komisi III DPRD, Ketua Dewan Pendidkan Kabupaten Mamuju, Hajrul Malik, angkat bicara.
Menurut Hajrul Malik, secara umum pendidikan di Kabupaten Mamuju, dalam lima tahun terakhir tidak mengalami perubahan atau stagnan dan bahkan dirinya menilai Delapan standar Nasional Pendidikan (SNP), Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) hingga sarana, Bumi Manakarra berada di posisi paling bawah, sehingga dibutuhkan prioritas kebijakan annggaran.
“Secara umum, pendidikan Mamuju Lima tahun terakhir sangat stagnan. Bahkan diantara Delapan Standar Nasional Pendidikan atau SNP, standar PTK (Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) dan standar sarana, berada paling bawah. Tidak memenuhi standar nasional,” ucap Hajrul, melalui press rilisnya, Selasa, 21/07/20.
“Yang mengherankan,karena masalah pendidikan lain sakit, lain yang diobati,” sambungnya.
Selain itu ia juga menambahkan, bahwa dengan keberadaan SD Negeri Padang Baka yang dinilai memprihatinkan, seharusnya dapat menjadi bahan evaluasi bagi stackeholder pendidkan, untuk selanjutnya mengambil sebuah langkah kongkrit.
“Keberadaan SD Padang Baka yang sangat memprihatikan ini, mestinya menjadi momen semua stakheholder pendidikan, lakukan evaluasi dan tindakan kongkrit,” sambungnya.
Lebih lanjut Hajrul menuturkan, bahwa salah satu penyebab sehingga hal tersebut terjadi, lantaran orang-orang yang dilibatkan dalam mengelola pendidikan tidak memiliki kompetensi.
“Salah satu penyebabnya menurut dewan pendidikan, karena orang – orang yang mengelola pendidikan saat ini mereka sangat tidak kompeten. Orang – orang terbaik mengelola pendidikan, dibawa keluar dari dinas dan orang – orang yang tidak memahami pendidikan diamanahi mengelola pendidikan,” tuturnya.
Menanggapi komentar tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Mamuju, Murniani, sontak mengeluarkan pernyataan tegas, dengan meminta agar setiap permasalahan pendidikan, tidak dilihat hanya dari satu sudut pandang, lantaran penyebab utama sehingga SD Negeri Padang Baka tidak mendapat bantuan karena lokasinya saat itu masih berstatus sengketa.
“Oh jangan dilihat hanya dari satu segi, Padang Baka itu ada masalahnya kemarin baru tidak dibantu pak, sengketa lokasinya. Harus dilihat dulu apa motifnya sehingga tidak dibantu. Mau dibantu kalau yang punya lokasi tidak mau dibanguni. Nanti selesai dibebaskan baru di programkan, sudah pernah dikasih bantuan pak, tapi na tolak yang punya lokasi. Jadi jangan dibilang, SD Padang Baka tidak bagus sekolahnya, langsung dibilang stagnan pendidikan di Mamuju,” jelas Murniani, via telepon.
Lebih lanjut Murniani, menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Mamuju, sehingga hal itu kemudian mendapat penilaian yang baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), lantaran kualifikasi ijazah para tenaga pengajar mengalami peningkatan termasuk pula akreditasi sekolah juga ikut meningkat.
“Kita kan sudah berupaya meningkatkan mutu, kemudian penilaian Kemendikbud itu kita sudah mulai naik, bukan penilaian orang per orang, tapi kan Kemendikbud itu waktu saya kesana, dia melihat itu pendidikan di Mamuju sudah mulai ini, karena kualifikasi ijazah guru-gurunya sudah mulai naik, termasuk masalah akreditasi sekolah sudah mulai meningkat,”tutupnya.(FM)