Polewali – editorial9 – Nasib naas dialami oleh Yus Yunus (25) Warga, Dusun Taramanu, Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, yang tewas lantaran dianiaya oleh sekelompok massa, di Jalan Trans Nabire, Kabupaten Dogiayai, Papua, Minggu, 23 Februari 2020. lalu
Menurut pengakuan dari kakak kandung korban, Hasriani, bahwa kronologis kejadian bermula saat adeknya Yus Yunus, yang berprofesi sebagai sopir itu, tengah mengendarai mobil di Jalan Trans Nabire dari arah yang berlawanan, dan berusaha menghindari adanya peristiwa kecelakaan oleh salah seorang warga setempat.
“Itu kesalah pahaman massa disana, adekku cuma berusaha menghindar, kan ceritanya, ini posisi mobil sama yang kecelakaan berlawanan arahnya. Si pengendara motor ini, orang Papua sana mengendara dengan laju, akhirnya dia tabrak babi, setelah tabrak babi si pengendara motor ini terlempar kurang lebih 15 meter dan meninggal. Akhirnya ini mobil adek ku ini, dari arah yang berlawanan kan otomatis menghindari kecelakaan yang terjadi di jalan, dia langsung banting setir,” ucap Hasriani, via telepon, Rabu, 26/02/20.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa korban sempat mengambil gambar babi, termasuk pengedara motor yang kecelakaan tersebut, sebagai bukti untuk diperlihatkan langsung pada pihak kepolisian setempat.
“Dan mereka sudah laporan, dan itu banyak mi keamanan datang, ada beberapa itu datang, banyak yang datang sudah keamanan di tempat kan kejadian itu di video, tapi itu massa mengira adekku yang menabrak, sehingga korban ini meninggal, akhirnya dihakimi mi,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia juga mengaku sangat tidak menerima peristiwa yang menimpah adeknya tersebut, lantaran saat itu korban dalam hal ini Yus Yunus, dihakimi oleh sekelompok massa saat berada ditengah – tengah keramaian aparat kepolisian, dengan bersenjata lengkap.
“Terus kalau pihak kepolisian, kalau memang merasa kewalahan, kenapa tidak pergi minta bantuan, dibandingkan dengan hanya berdiri diam disitu dengan senjata yang lengkap, ataukah banyak tindakan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan adekku. Tapi dia tidak lakukan, itu yang sangat saya tidak terima, sangat disesalkan sekali, kenapa ada aparat seperti ini, yang katanya mengayomi, melindungi, kok seperti ini kejadiannya tidak ada tindakan,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan, bahwa pihaknya bersama dengan keluarga, akan terus berupaya mengusut tuntas peristiwa yang merenggut nyawa adik kandungnya itu.
“Upaya, kami terus berusaha untuk usut kasus ini supaya mendapat keadilan dan selesai dengan tuntas dan sebenar – benarnya,” tegasnya.
Hasriani juga berharap, adanya bantuan dari pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, dan Provinsi Sulawesi Barat, untuk dapat membantu proses penyelesaian kasus hukum, yang merenggut nyawa adek kandungnya itu.
“Saya mohon kasihan pemerintah setempat disini, Sulawesi Barat kasian, bantu kasian, untuk menyelesaikan masalah ini, karena kebenaran ji yang kita cari, keadilan ji yang kita cari,” tutupnya.(FM)
Judul apa ini, tidak berkualitas