Pengungsi Dusun Aholeang dan Rui Resahkan Kejelasan Lokasi Hunian

 

Majene – editorial9 – Warga pengungsi dari Dusun Aholeang dan Dusun Rui, Desa Mekkatta Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, mulai meresahkan tentang kejelasan lokasi hunian.

Bacaan Lainnya

Munculnya keresahan tersebut, lantaran harapan untuk kembali ke kampung sudah tidak ada, rumah yang sudah hancur, tanah yang retak-retak dan longsor yang bisa terjadi kapan saja, membuat mereka takut untuk kembali.

Menurut salah seorang pengungsi Sarbidin, saat ini yang menjadi keresahan utama bagi masyarakat Dusun Aholeang dan Rui adalah masalah lokasi hunian.

“Masyarakat di dua Dusun ini, tidak ada niat lagi untuk kembali ke kampung mereka” ucap

Sarbidin, saat dikonfirmasi di lokasi pengungsian Desa Mekatta, Majene, 08/02/21.

Sarbidin juga berharap agar ia bisa menetap dilokasi tempanya mengungsi saat ini, lantaran lokasi itu dianggap strategis.

“Pemilik tanah, saya sudah hubungi yang punya tanah, artinya sudah siap untuk dijual, cuma yang kita tidak tau ini masalah harga” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini ditengah-tengah masyarakat juga ada kekhawatiran, karena adanya issu yang beredar, bahwa mereka akan ditempatkan di luar Desa Mekkatta.

“Masyarakat harapannya disekitaran sini karena lokasinya dekat dengan kebun” jelasnya.

Sementara itu, Sekertaris Desa (Sekdes) Mekkatta, Jahaman, mengungkapkan bahwa terkait masalah lokasi hunian baru, sudah ada perkembangan karena kemarin ia sudah dihubungi oleh pihak Kecamatan setelah berkomunikasi dengan Bupati.

“Pak Camat menghubungi saya terkait masalah data yang akan di relokasi, nama Dusun sudah saya serahkan Dusun Aholeang dan Rui beserta jumlah KK nya” ungkap Jahaman.

Jahaman juga menjelaskan, bahwa dirinya sudah berkomunikasi dengan pemilik lahan pengungsian, yang rencananya sudah mau menjual lahannya tersebut.

“Jadi saya juga sudah berkomunikasi dengan yang punya lokasi, rencanaya itu dijual tinggal bagaimana pemerintah daerah berkomunikasi dengan pemilik lahan tersebut” bebernya.

Lahan tersebut luasnya kurang lebih sekitar satu hektar, kata Jahaman, saat ini menurutnya tinggal bagaimana pihak pemerintah daerah apakah sudah sepakat dengan pemilik lahan

“karena sependengar saya dia menjual lokasi ini beserta tanamannya (pohon kelapa), mudah mudahan pemerintah daerah sanggup untuk itu,” katanya.

Untuk respon dari Pemerintah Daerah menurutnya, saat ini sudah ada, tinggal bagaimana penetapannya pada APBD Kabupaten.

“Mudah-mudahan bisa dikasi masuk di penganggarannya, karena untuk penyusunan Anggaran di Kabupaten saat ini belum ada penetapan, Penetapannya kalau bukan bulan ini sampai bulan tiga”

Jahaman juga menuturkan, bahwa pihaknya akan terus berkomunikasi dengan pemerintah setempat terkait kejelasan lahan lokasi tempat tinggal para pengungsi itu.

“Kami akan berusaha semampu kami, dan tetap akan berkordinasi dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten bagaimana agar ada titik terang terkait masalah ini” tutupnya.(Alf)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *