Mamuju – editorial9 – Salah seorang warga Desa Makkaliki, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Mariana (42), yang telah dua hari tidak dapat makan dan minum karena adanya tulang yang menyangkut di tenggorokannya, harus ditandu sejauh 8 kilometer, demi mendapatkan pengobatan.
Keponakan Mariana, Daniel, mengatakan bahwa tantenya itu harus ditandu menggunakan beberapa batang bambu dan sarung, karena jalan setepak yang menjadi satu-satunya akses penghubung ke desanya, tidak bisa dilalui kendaraan.
“Saat musim hujan seperti sekarang, kondisi jalan yang mendaki dan terjal itu menjadi licin. Jika pun dalam kondisi kering, jalan itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Jam 9 pagi, kami mulai menandu dengan tujuan ke Puskesmas Kalumpang,” ucap Daniel, saat di konfirmasi, Rabu,16/09/20.
Selain itu Daniel menjelaskan, bahwa peristiwa tersebut terjadi beberapa hari yang lalu. Saat melihat kondisi tantenya yang kian melemah, dia bersama beberapa sanak keluarga dan warga berinisiatif membawanya ke puskesmas, terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Sebenarnya, ada Pustu di desa, tetapi yang bertugas di sana, sedang tidak berada di tempat.Tante saya sempat menerima infus. Namun, karena kondisinya semakin melemah, maka harus segera dibawa ke Puskesmas,” jelasnya.
Saat di tengah perjalanan kata Daniel, mereka tiba-tiba mengubah arah tujuannya, yang awalnya ke Puskesmas Kalumpuang menjadi ke Pusksemas Karataun, hal tersebut diakukan setelah memperhitungkan dan melihat kondisi jalan, yang akan mereka lalui jika tetap menuju tujuan awalnya.
“Karena kondisi jalan ke Kalumpang agak sulit dan masih cukup jauh, akhirnya kami ke Karataun, yang sedikit lebih dekat,” katanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa dirinya bersama warga sampai ke Puskesmas Karataun, pada pukul 17.00 Wita, setelah menempuh perjalanan selama 8 jam. Namun, saat sampai di Puskesmas, mereka kembali mendapatkan masalah, fasilitas kesehatan (Faskes), yang tertera di kartu BPJS pasien bukanlah di Puskesmas itu, sehingga kesulitan mendapatkan pelayanan.
“Faskes warga Makkaliki itu harus di Puskesmas Kalumpang. Karena tidak ada biaya untuk pengobatan jika tanpa BPJS, akhirnya kami memilih pengobatan tradisional,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia membeberkan, bahwa secara kebetulan, di Desa Karataun, ada seorang warga yang memiliki karunia mampu menyembuhkan dengan pengobatan tradisional. Syukur, setelah menjalani pengobatan tradisional, tulang yang sangkut di tenggorokan tantenya bisa dikeluarkan.
“Saat ini, tente saya sudah bisa minum dan sementara menjalani perawatan,” bebernya.
Ia pun berharap, di masa-masa mendatang, pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada desanya, khususnya dalam hal infrastruktur serta layanan kesehatan.
“Karena, mereka juga berhak untuk merasakan pembangunan dan layanan yang layak, sama dengan daerah lainnya di Mamuju. Sebagai warga, saya sangat prihatin dengan kondisi daerah saya dan apa yang harus mereka hadapi, ketika sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan medis,” tutupnya.(Jab/MP)