Mamuju – editorial9 – Koalisi Mamuju keren, menyalurkan bantuan material bangunan Sutinah Suhardi, guna membantu pembangunan masjid di Masjid Jabal Nur, di Kompleks Puri Mutiara II, Lingkungan Korongana, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sabtu,12/09/20.
Menurut Ketua Koalisi Mamuju keren, Muhammad Reza, penyaluran bantuan material tersebut dilakukan, lantaran pihaknya menilai Masjid Jabal Nur, di Puri Mutiara II Korongana, itu layak mendapat perhatian, meskipun masih merupakan tanggung jawab pengembang perumahan.
“Akan tetapi untuk sarana ibadah, ya memang seharusnya kita bergotong royong, bahu membahu agar cepat selesai dan layak digunakan sebagai pusat ibadah di kawasan perumahan,” ucap Reza.
Sementara itu, Korcam pemenang Tina- Ado, wilayah Simboro, Masram Jaya, menjelaskan bahwa bantuan dari Sutinah Suhardi, itu berdasarkan aspirasi dari panitia pembangunan masjid.
“Sutinah membantu sesuai permintaan panitia masjid yakni sejumlah material untuk pembangunan masjid Jabal Nur ,” jelas Masram.
Lain halnya di ungkapkan oleh Anggota komisi II DPRD Kabupaten Mamuju, Sugianto, yang mengakui bahwa secara kelembagaan di dewan, dirinya telah berkoordinasi dengan ketua Komisi III, untuk memberikan perhatian serius terhadap pembangunan talud di sekitar Masjid, guna menghalangi dampak abrasi sungai.
“Tadi, kami dengan Pak Masram Jaya, sudah sepakat untuk membawa aspirasi ini ke instansi terkait,” beber Sugianto
Di tempat yang sama, Ketua pembangunan masjid, Idham Halik Aco Gello, menyampaikan apresiasinya pada Koalisi Mamuju Keren, Tina-Ado, yang telah memberikan bantuan material, untuk pembangunan Masjid di Puri Mutiara II.
“Selaku ketua pembangunan Masjid Jabal Nur, Puri Mutiara II, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan Ibu Sutinah melalui timnya dalam rangka membantu kelancaran pembangunan masjid. Tentunya, kami mendoakan semoga apa yang dicita-citakan berhasil dan beliau beserta keluarganya, senantiasa dalam lindungan Allah SWT,” ujar Idham.
Hal berbeda diutarakan oleh salah seorang tokoh masyarakat, Asraruddin, yang mengakui bahwa saat hujan deras melanda daerahnya, masjid tersebut sering digenangi air, yang berasal dari luapan sungai disekitarnya.
“Hal ini, berbahaya bagi bangunan masjid yang dikelilingi sungai, karena abrasi sungai perlahan mengikis tanah penopang bangunan,” tutur Asraruddin.(Madi/MP)