Mamuju – editorial9 – Ketua DPD Partai Garuda Sulawesi Barat, Yibnu Taufan, mengungkapkan bahwa Proses Pilkada 2020 ini menjadi tidak akan berarti, jika para Pasangan Calon (Paslon), hanya berputar membangun issu yang bersifat menjatuhkan, sehingga lawannya didiskualifikasi.
Menurut Yibnu, jika wacana yang dibangun dalam Pilkada adalah issu untuk menjatuhkan lawan politiknya, maka itu merupakan suatu bentuk ketakutan dari Paslon itu sendiri atas penantangnya.
“Yang kedua, seorang pemimpin itu harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bukan mencari kesalahan,” ucap Yibnu, saat dikonfirmasi disalah satu Warkop di Mamuju, Jum’at, 11/09/20. Malam.
Terkait issu ijazah palsu, pada setiap momentum Pilkada, kata Yibnu, bukanlah sesuatu hal yang efektif dan bahkan tidak penting lagi untuk dibahas.
“Karena ini sebenarnya sebagai bentuk ketakutan, terhadap adanya bakal calon,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa jika salah seorang kontestan yakin dengan power atau kekuatannya, maka tidak akan mungkin Paslon itu mencari kesalahan dari lawan politiknya.
“Kenapa kita selalu membuat isu-isu di media sosial, di masyarakat terkait hanya mencederai masing-masing calon,”tegasnya.
“Kenapa tidak, yang kita angkat ini isu-isu program apa, yang mau dikembangkan. Yang kita sandingkan adalah visi-misinya kita dengan visi-misinya calon,” sambungnya.
Pria yang berlatar belakang akademisi itu menjelaskan, bahwa akan lebih baik jika pada momentum Pilkada 2020 ini, setiap Paslon tidak berputar di wilayah mencari kesalahan rival politiknya.
“Saya pikir paradigma ini, yang harusnya dirubah. Kita harus mencari pemimpin yang bukan mencari kesalahan orang lain, tapi bagaimana kita cara berfikir, manfaatkan waktu yang ada, berputar atau pun berkompetisi terkait dengan gagasan visi-misi,” tutupnya.(MP)