Mamuju – editorial9 – Humas Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Barat (BPS Sulbar) Haryo Satriaji, mengungkapkan, bahwa hingga pihaknya belum dapat memastikan benar tidaknya penyebab meningkatnya angka kemiskinan, disebabkan oleh adanya pendatang baru (Urban).
“Untuk mengetahui apa betul penyebabnya pendatang baru, belum bisa dipastikan, karena perlu kajian dan penelitian yang mendalam,” ucap Haryo via WhatsApp, Kamis, 05/11/20.
Menurutnya, dari hasil survey Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) belum bisa didapatkan bahwa penyebab kemiskinan di Mamuju itu karena pendatang yang belum memiliki pekerjaan.
“BPS hanya merilis data kemiskinan secara makro saja, dan secara agregat jumlah penduduk miskin di wilayah level Nasional, Provinsi, dan Kabupaten,”ungkapnya.
Terkait penyampaian calon Bupati nomor urut 2 saat debat putaran pertama Paslon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju beberapa waktu lalu, kata Haryo mungkin perlu adanya bukti konkrit data sehingga jelas dan terkonfirmasi.
“Kami tidak ada pendataan khusus ke pendatang pak. Angka kemiskinan didapat melalui survei yang kami lakukan yaitu survei Susenas, yang dilakukan 2 kali dalam 1 tahun (bulan Maret dan September). Survei artinya, menggunakan sampel Random yang mengacu pada kaidah statistik yang ilmiah,” katanya.
Lebih lanjut ia mengakui, bahwa migrasi yang masuk di Kabupaten Mamuju memang sepertinya cukup tinggi. Tapi jika dikatakan pendatang baru yang belum memiliki perkerjaan jadi pemicu tingginya angka kemiskinan, dinilainya agak kurang tepat.
“Mungkin lebih tepat banyak pendatang baru yang pendapatannya masih dibawah garis kemiskinan, karena jika dilihat angka penganggurannya cukup rendah,”terangnya.
Haryo juga menuturkan, jik yang perlu lebih dicermati yakni terkait yang bekerja itu, apakah banyak formal atau informal, apakah pekerja penuh, tidak penuh, atau setengah pengangguran.
“Tapi kalau dari yang saya cermati bahwasannya kemiskinan itu disebabkan oleh kualitas pekerjaan. Orang miskin itu bukannya tidak bekerja, dia bekerja namun pada pekerjaan yang pendapatannya kurang bagus.” tutupnya.(Shir/MP)