Polman – Pilkada Polman 2024 mulai semakin ramai terkait partai apa mengusung siapa ikut memanaskan tensi perang opini yang berkembang.
Klaim akan mendapatkan rekomendasi partai yang justru lebih banyak datang dari kelompok luar partai dibanding internal partai, dinilai naif oleh direktur Logos Politika, Maenunis Amin.
“Pilkada Polman ini unik, orang diluar partai malah lebih kencang mengklaim partai daripada ketua partai sendiri. Padahal secara etis, partai mengarah kemana itu gaweannya ketua dan pengurus partai. Jadinya, perang opini tapi kok kita malah seperti nonton drama korea.” ucap Maenunis, melalui pres rilisnya, Rabu,12/06/24.
“Seperti klaim terhadap rekomendasi PKB, sangat naif kalau tidak menghitung Kyai Syibli Sahabuddin. Apalagi mengesankan PKB mudah diatur atau didikte. Potensi tiga besar pengusung Cakada Polman 2024 adalah Golkar dan Nasdem masing-masing dengan 7 kursi dan PKB dengan 5 kursi. Selama ketua ataupun kader tiga partai ini siap maju di Pilkada, prioritas rekomendasi partai pasti ke mereka dulu.” ungkapnya.
Menurutnya, Kiyai Syibli secara elektoral sudah memiliki basis konstituen dan strong voters yang relatif konsisten.
“Meskipun dalam sejumlah rilis survei nama Chuduriah Sahabuddin lebih sering muncul dalam simulasi Cakada ketimbang Syibli Sahabuddin, tapi trend elektoral Syibli lebih terukur, punya basis konstituen yang jelas dengan strong voters relatif stabil jika variabelnya diukur dari dua periode DPD dan Pileg 2019-2024.” bebernya.
Maenunis menyebut kans Syibli Sahabuddin jika ingin mengendarai PKB ke Pilkada Polman lebih terbuka dibanding figur lainnya yang mendaftar di PKB.
“Rekomendasi PKB untuk Pilkada Polman realistisnya lebih prioritas diberikan kepada Syibli Sahabuddin sebagai ketua DPW ketimbang Masri, Bebas ataupun figur non kader lainnya. Kalaupun rekomendasi diberikan, PKB boleh jadi mempersyaratkan berpasangan entah 01 atau 02.” tutupnya.(Mp)
