Mamuju – editorial9 – Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Mamuju, H.Damris, mengungkapkan bahwa jika pada Pilkada 2020 ini dirinya tak jadi berpasangan dengan Sutinah Suhardi, maka secara kelembagaan pihaknya akan mencari figur atau pasangan calon yang lebih berpeluang untuk menang.
Menurut Damris, selain mengacu pada hasil survey, pihaknya juga tetap akan memperhatikan komitmen dari setiap Paslon, dalam rangka memperjelas posisi atau andil partai Golkar jika mendukung calon tersebut.
“Artinya, tidak serta – merta juga bahwa ketika saya tidak maju, ketika ibu Tina mengambil pasangan lain, tidak serta – merta mau kepetaha, mau ke ibu Sutinah. Pasti kita survey dulu mana yang memungkinkan untuk menang ya disitu Golkar. Tapi ya tentunya tergantung dari DPP, tapi paling tidak pasti DPP juga paling tidak minta pandangan orang – orang dibawah,” ucap Damris, via telepon, Senin, 16/03/20.
Selain itu ia juga menjelaskan, jika di Pilkada Mamuju ini dirinya batal menjadi wakil dari Sutinah, Partai Golkar tidak mutlak juga langsung beralih ke kubu petahana, karena pihaknya akan melihat potensi kemenangan dari masing – masing Paslon, hal tersebut dilakukan berdasarkan instruksi dari DPP,
“Tidak mutlak lah, kita lihat dulu mana yang memungkinkan untuk menang, karena kita memang sudah intruksi itu, ketika tidak mampu calon bupati, berarti wakil, tidak mampu wakil, kita lihat mana yang memungkinkan menang berarti ya disitu kita, paling tidak kita ketua koalisi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jika pihaknya gagal berpasangan dengan Sutinah, akan tetapi dipercaya sebagai ketua tim koalisi, partai berlambang pohon beringin itu, tidak serta merta juga harus menerimanya, hal tersebut karena sejak awal telah terbangun suatu kesepakatan di kubu Tina, terkait perolehan survey dari lima orang calon wakil.
“Kita lihat dulu, kan kesepakatan kita dulu dari Lima calon yang disurvei ini, ini di kubu Tina ya, kesepakatan kita dulu dari lima calon, mana yang tertinggi surveynya, itulah yang digandeng dengan Ibu Sutinah, tanpa ada tekanan dari partai. Dan pengakuan Pak SDK dan kubu Sutinah kepada saya, sampai tiga hari yang lalu, saya yang tertinggi surveynya,” katanya.
Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat itu juga membeberkan, bahwa adapun pertemuannya dengan bakal calon petahana, pada Minggu 15 Maret 2020, malam kemarin, merupakan sesuatu hal yang wajar dan wajib dilakukan oleh setiap ketua partai.
“Itu kan hal yang wajar, wajib itu ketua – ketua partai, membangun komunikasi politik yang baik itu kan biasa itu,” bebernya.
Tokoh PUS itu juga menuturkan, bahwa pada pertemuannya tersebut, Habsi Wahid, telah mengajak Partai Golkar untuk bergabung, jika nantinya ia maupun kader lainnya batal maju di Pilkada Mamuju.
“Ya dia (Habsi), bilang kalau Pak Haji Damris tidak jadi maju, mudah – mudahan bisa bergabung. Saya bilang ya tergantung dari hasil survey dan tidak dipungkiri, bahwa dalam hal sekarang ini, kalau survey itu masih di petahana. Kalau petahana mampu mempertahankan itu atau meningkatkan surveinya, insya Allah Golkar kesitu, karena Golkar itu, kita ini kan mau menang, tetapi kalau Ibu Sutinah juga tinggi surveynya kita kesitu,” tutupnya.(FM)