Jakarta – editorial9 – Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu – RI), secara resmi merilis Indeks Kerawanan Pemilu (IKP), untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2020.
Dikutip dari laman Bawaslu.go.id, hasil tersebut menunjukkan, dari 261 kabupate dan kota yang menggelar Pilkada, dan terdapat 15 daerah dengan tingkat kerawanan tinggi. Kabupaten Manokwari, Kabupaten Mamuju, dan Kota Makassar. Secara berurutan menjadi daerah yang paling rawan dengan mendapatkan skor dan level IKP paling tinggi.
Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin, mengatakan, hasil tersebut diambil dari pengukuran empat dimensi dan 15 sub dimensi yang mencerminkan kerawanan Pilkada. Ia pun meminta agar Bawaslu Kabupaten atau Kota yang daerahnya rawan dan memiliki potensi pelanggaran tinggi tidak perlu khawatir. Pasalnya, dengan IKP 2020 seluruh kerawanan bisa diantisipasi terlebih dahulu.
“Bawaslu dari daerah ini tidak perlu pesimis, ini bagian dari upaya kita agar kalau terjadi kerawanan jelang Pilkada, bisa diantisipasi sesuai yang dipetakan. Kebijakan kita menggandeng berbagai pihak untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang,” ucap Afif saat peluncuran IKP Pilkada Serentak 2020 di Jakarta, Selasa, 25/02/20.
Selain itu, ia juga menjelaskan menjelaskan, tingkat kerawanan IKP pemilihan di kabupaten dan kota terbagi atas tiga yaitu rawan rendah dengan skor 0-43,06; rawan sedang dengan skor 43,07-56,94; dan rawan tinggi dengan skor 56,95-100.
“Hasil dari penelitian IKP menunjukkan, pada tingkat kabupaten/ kota memiliki skor rata-rata 51,65 yang masuk dalam kategori rawan sedang. Artinya, kerawanan pilkada di tingkat kabupaten kota berpotensi terjadi karema berasa pada level 4,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa dalam mengukur kerawanan, pihaknya memakai standar berkualifikasi rendah, sedang dan tinggi. Untuk indeks kerawanan kabupaten/kota saat ini posisinya di 51,65 jadi kalau masuk di level 3 sudah sedang rata-ratanya.
“Ini menjadi catatan kita, untuk mengantisipasi kerawanan di Pilkada,” ungkapnya.
Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, juga memaparkan, bahwa pihaknya membagi level kerawanan Pilkada menjadi 6 tingkat, yakni level 1, skor lebih kecil dari 36,12, yang berarti sebagian kecil indikator kerawanan berpotensi terjadi. Level 2.skor 36,13-43,06), yang berarti sebagian indikator kerawanan berpotensi terjadi. Level 3 .skor 43,07-50,00, yang berarti hampir setengah kerawanan berpotensi terjadi. Level 4. skor 50,02-56,94, yang berarti lebih dari setengah indikator kerawanan berpotensi terjadi. Level 5.skor 56,95-63,88, yang berarti sebagian besar indikator kerawanan berpotensi terjadi. Level 6. skor lebih dari 63,88, yang berarti seluruh indikator kerawanan berpotensi terjadi.
“Dari hal tersebut, 15 kabupaten/kota yang memiliki kerawanan tertinggi Kabupaten Manokwari 80,89, Kabupaten Mamuju, 80,89, Kota Makassar, 78,01, Kabupaten Lombok Tengah 74,94, Kabupaten Kotawaringin Timur 72,48, Kabupaten Sula 71,45, Kota Sungai Penuh,70,63, Kabupaten Minahasa Utara 70,62, Kabupaten Pasangkayu,70,20, Kota Tomohon 66,89, Kota Ternate,66,25, Kabupaten Serang, 66,04, Kabupaten Kendal 65,03, dan Kabupaten Sambas,64,53,” tutupnya.(*)