Mamuju – editorial9 – Ragam imbauan dan kebijakan pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus corona di Tanah Air, sangat berimbas pada upaya sosialisasi pelaksanaan Pilkada serentak Tahun 2020, yang dilakukan KPU. Sejumlah kegiatan sosialisasi terpaksa harus ditunda pelaksanaannya, demi meminimalisir kemungkinan terburuk akibat pandemi itu.
Komisioner KPU Mamuju, Ahmad Amran Nur menyebut, pandemi virus corona memang bikin sebagian besar strategi sosialisasi pelaksanaan Pilkada 2020 tak bisa dimaksimalkan. Meski begitu, adalah hal yang keliru jika penyebaran covid19 ini dijadikan alasan untuk berlaku pasif.
“Kami tetap memaksimalkan sosialisasi pelaksanaan Pilkada. Tentu dengan menggunakan metode yang lain. Misalnya dengan secara aktif memainkan isu-isu sosialisasi di media sosial,” papar Amran, Rabu, 06/05/20.
Menggenjot kreativitas di masa serba terbatas seperti sekarang ini, kata Amran, adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Koordinator divisi Sosialisasi, Parmas dan SDM ini menyebut, penggunaan teknologi informasi adalah salah satu metode paling ampuh, dalam mensosialisasikan Pilkada serentak utamanya dalam kondisi saat ini.
“Kami pun sering melakukan pertemuan secara virtual, menggunakan aplikasi. Jadi, ide-ide kreatif dalam upaya sosialisasi pelaksanaan Pilkada itu tetap bisa kita lakukan,” begitu kata Ahmad Amran Nur.
Terpisah, Ketua KPU RI, Arief Budiman meminta divisi sosialisasi, pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat se-Indonesia kreatif di masa pandemi virus corona. Dikutip dari www.kpu.go.id, Arief mengatakan, kreativitas dan model sosialisasi inovatif dengan menggunakan teknologi informasi wajib untuk terus digalakkan.
Menurut Arief, dibutuhkan ide-ide yang baik dalam menjalankan metode sosialisasi, pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat dengan tetap bekerja sama dengan berbagai lembaga. Meski anggaran tahun ini sangat terbatas (karena dikurangi untuk penanganan covid-19), namun dia meminta tidak boleh mengurangi kreativitas dari kegiatan yang dijalankan. (*)